Subwoofer The Speaker that Down To The Lowest Hertz!
Subwoofer adalah speaker driver yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan bukan hanya low to mid bass yaitu
antara 60 Hz-200Hz namun idealnya juga super low bass yaitu frekuensi
rendah yang berada pada rentang antara 20Hz - 80 Hz.
Beberapa subwoofer berkualitas bahkan
mampu menghasilkan nada rendah di bawah 20Hz (Frekuensi subsonic) yang
tidak lagi dapat terdengar namun dapat dirasakan menggetarkan seluruh
tubuh!
Instrument musik apa saja yang berada pada rentang low bass dapat dilihat pada gambar berikut:
Sebelum lebih jauh bicara tentang subwoofer maka dia harus dicocokan dahulu dengan midbassnya hal ini dapat ditemukan dalam tulisan tentang midbass ini di http://www.modifikasi.com/showthread...dbass-di-Mobil
Keselarasan antara midbass dengan subwoofer
sangat penting untuk menciptakan ilusi suara bass di depan (up front
bass) pada konsep SQ (Sound Quality) maupun SQL (Sound Quality Loud).
Mengapa ilusi suara di depan ini penting di dalam Sound Quality Car
Audio? Hal ini menjadikan suara yang terdengar menjadi lebih natural
sebagaimana kalau kita menonton di panggung konser. Perkecualian bisa
saja terjadi jika kita menganut konsep SPL atau Car Theater.
Pada konsep SPL dimana yang dicari adalah suara bass terkencang maka
tidak diperlukan ilusi suara bass di depan, kalaupun itu secara
sengaja/tidak disengaja terjadi maka dapat dianggap sebagai suatu bonus
yang menguntungkan.
Pada konsep Car Theater yang dibutuhkan adalah akurasi bass dimana
dentuman bom, ledakan granat, hantaman mobil, sambaran halilintar bisa
muncul dari berbagai arah yaitu dari depan, dari belakang dari kiri dan
dari kanan. Untuk itu diperlukan driver identik dan kapable untuk
menghasilkan low bass secara merata (Jika kita berupaya untuk memenuhi
Standard THX misalnya)
Ada beberapa hal perlu diperhatikan untuk menghasilkan suara bass berkualitas. Untuk itu penulis mengelompokan sebagai berikut:
1. Car Room Acoustic Response
2. Kualitas Driver Subwoofer
3. Jenis Box Subwoofer
4. Power Rating
5. Keselarasan Phase, Gain dan Cutting Crossover
1. Car Room Acoustic Response dan Faktor Peredaman
Lingkungan di dalam interior mobil merupakan salah satu contoh
lingkungan akustik terburuk yang dapat ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. efek Pantulan (Reflective), sebaran (dispersive), serapan
(absorbtive), terjadi karena pantulan pada kaca, sebaran pada dashboard
dan serapan pada jok mobil. Disempurnakan dengan getaran panel pintu
(rattle) dan dengungan mesin (hum) dan kebisingan lalulintas (noise).
Untuk mendapatkan suara yang berkualitas maka kita harus memperhatikan
terlebih dahulu akustik dari ruangan tempat speaker diletakkan ingat
rumus ini
Good Room Acoustic + Good Sound System = Good Sound
Good Room Acoustic + Bad Sound System = Moderate to Bad Sound
Bad Room Acoustic + Good Sound System = Bad Sound
Contoh lainnya speaker Highend yang ditaruh di kamar mandi. Suara akan
bergaung dan bergema tidak karuan yang menyebabkan nada terdengar aneh
dan tidak natural lagi.
Nah dalam kasus subwoofer adalah pada
mobil yang tidak bagus secara akustik maka dia harus diberikan treatment
dengan cara memasang peredam getaran (biasanya berbahan aspal), peredam
suara (biasanya berbahan acoustic wool) dan peredam panas (biasanya
berbahan alumunium foil).
Jika memungkinkan bisa saja lebih ekstrim lagi yaitu memasang diffuser,
reflector atau bass trap (namun hal ini biasanya sulit dilakukan di
kendaraan sehari-hari/daily use).
Mengapa demikian?
Subwoofer sendiri sebenarnya menghasilkan
nada rendah yang sifatnya omnidirectional namun pada praktiknya ketika
panel pintu beresonansi maka suara bass akan terlokalisasi di panel
tersebut dan mengakibatkan efek suara bass yang teridentifikasi berasal
dari belakang misalnya.
Karena itu dengan membenahi faktor peredaman ini maka pada saat bass
bergetar mengikuti nada dan irama maka panel body dan kaca tidak ikut
berderak yang mengakibatkan suara bass menjadi berkurang kualitasnya.
Di samping itu arah dari subwoofer sebaiknya dieksperimenkan sebelum final installation dilakukan karena hal ini akan membantu ilusi bass di depan secara optimal.
2. Kualitas Driver Subwoofer
Subwoofer berkualitas harus sesuai dengan peruntukannya contoh ada subwoofer
5 inch, 6 inch, 7 inch, 8 inch, 10 inch, 12, inch, 15 inch, 18 inch
(bahkan ada yang lebih yang tentu saja tidak sesuai untuk penggunaan
sehari2). Yang paling populer adalah ukuran 8 sampai 12 inch. Mengapa
demikian? Karena dianggap cukup mumpuni menghasilkan bass yang sangat
rendah namun tetap praktis. O iya sebagai catatan driver 8 yang
menghasilkan suara 30 Hz dan driver 12 yang menghasilkan suara 30 Hz
dengan intensitas sama-sama 100 db akan menghasilkan nada rendah yang
sama yaitu dia akan bergetar 30 kali per detik. Bedanya yang 8 inch
sudah megap-megap koilnya sedangkan yang 12 masih aman karena memang
dengan koil dan motor serta magnet yang lebih kuat.
Jadi sesuaikan dengan peruntukannya! Beberapa merk subwoofer
berkualitas dapat ditemui pada jajaran driver berikut (termasuk namun
tidak terbatas kepada): JL Audio, Velodyne, Dynaudio, Treo, Fabulous
Acoustic (Skaaning), Morel Ultimo, Scanspeak, Seas, Phase Aliante,
B&W, Focal, MTX, Kicker Solobaric, Digital Design, Rockford Fosgate,
Focal, Cerwin Vega, JBL, M&K, DLS, a/d/s dll
Lihat artikelnya juga di http://caraudiomag.com/articles/ten-most-badass-subwoofers
Perhatikan juga Parameter setting seperti Frekuensi response, frekuensi
resonance (fs), sensitivity, power ratingnya serta ukuran boxnya
Contohnya Subwoofer B&W yang memiliki
frekuensi response 15-80 Hz dengan fs 10 Hz ini dan sensitivity 95
db/1m dan xMax 12mm, Vas 30l maka dia akan bersuara rendah dan dalam
dengan power yang kecil saja serta boks berukuran normal
3. Jenis Box Subwoofer
Rancangan box suatu speaker akan menentukan hasil akhirnya, beberapa
installer mempergunakan software seperti LMS, TrueBox dll untuk membantu
mencocokan parameter speaker dengan box idealnya.
Ini bagian yang cukup penting mengingat jenis box atau enclosure ada beberapa jenis sebagai berikut
3.1 Sealed enclosure (kotak tertutup)
Merupakan kotak paling populer karena gampang dibuat dan tidak terlalu
fatal kalau ada kesalahan pengukuran. Untuk hasil maksimal sebaiknya di
dalamnya diisi dengan peredam seperti glasswool atau dacron untuk
mendapat response suara yang diinginkan. Disebut juga sebagai Acosutic
Suspension Box karena mempergunakan udara di dalam kotak yang berfungsi
sebagai suspensi bagi speaker tersebut
Keunggulan : mudah dibuat, praktis, bersuara terkontrol (tight) dan seringkali memiliki respon yang ideal
Kelemahan : kurang efisien dibanding ported, kurang mentereng
3.2 Ported Enclosure/Vented Enclosure
Merupakan kotak kedua paling populer, secara umum dia membutuhkan volume
lebih luas daripada sealed. Prinsipnya memanfaatkan backwave dari
driver untuk dituning pada portednya sehingga output dari frontwave dan
backwave akan saling memperkuat. Efeknya gebukan bass yang kuat dan
mantab.
Keunggulan : Efisien, Suara lebih keras, cocok untuk SPL
Kelemahan : Kontrolnya tidak sebaik sealed terutama pada frekuensi di bawah frekuensi tuningnya.
3.3 Infinite Baffle Enclosure
Prinsipnya adalah menempatkan speaker pada bidang yang lebar seperti bagasi.
Ini untuk kepraktisan bagi mereka yang tidak mau membuat khusus box
speaker.karena speaker hanya diletakan pada bidang tertentu misalnya
bagasi. Contohnya seri JL Audio Infinite Baffle, MTX, JBL dll.
Keunggulan : Praktis tidak butuh custom box
Kelemahan : Poor Frequency Response
3.4 Bandpass Enclosure
Ini adalah gabungan keunggulan antara sealed dengan ported dengan
meloloskan hanya range frekuensi tertentu saja misalnya 30-60 Hz
Keunggulan : Bersuara dalam dan bersih serta optimal pada range frekuensi bandpassnya
Kelemahan : Besar, rumit dalam pembuatannya dan gampang jebol karena
speaker difilter sedemikian rupa sehingga suara sember seringkali
tertutupi
3.5 Transmission Line Enclosure
Merupakan boks terbaik untuk suara bass sekaligus paling rumit dan
paling besar dan menggabungkan kerumitan perhitungan bandpass dengan
semua box lainnya.
Keunggulan : Bass paling dalam dan berkualitas
Kelemahan : Besar sekali boxnya (tidak praktis) dan sedikit kesalahan
perhitungan dan suara akan lebih hancur daripada box lainnya. Perlu
driver khusus dan mahal seperti Lowther, Fostex, Visaton dll
Catatan penulis sendiri sedang melakukan experiment khusus tentang
transmission line di mobil yang mungkin akan ditulis pada artikel
berbeda.
4. Power rating
Seringkali penulis menerima pertanyaan apakah power A cocok dengan
speaker B dan sebaliknya. Sebenarnya intinya adalah sesuaikan dengan
parameter dari pabrikannya contohnya subwoofer
yang dirancang untuk menerima daya nominal 150 watt rata-rata 300 watt
dan maksimum 500 watt pada 4 ohm akan aman diberikan daya sebesar 500
watt RMS.
Perhatikan juga impedansi amplifier dan konfigurasi subwoofer apakah seri, pararel atau konvensional. Salah dalam mengumpan daya ke subwoofer akan berakibat subwoofer dan atau amplifier hangus terbakar. jadi hati2 dalam hal ini, keselamatan adalah hal yang utama.
Beberapa power monoblock kelas D dan AB bertugas dengan baik untuk mengangkat subwoofer. Beberapa power yang bagus untuk mengangkat Subwoofer
dari pengalaman penulis misalnya Rockford Fosgate, Brax, Genesis,
Kicker, Orion, US Amps, Zapco, Arc Audio, DLS, JL Audio, Soundstream,
MTX, Earthquake, Linear Power dll
Jangan lupa kabel power dan Speaker serta RCA harus memenuhi standard industri, khusus mengenai kabel power dan speaker untuk subwoofer pakai ukuran AWG terbesar yang mampu diberikan. Mengingat daya sound system terbesar berada di sini.
5. Keselarasan Phase, Gain dan Cutting Crossover
Subwoofer harus selaras phasenya dengan
midbass dan speaker lainnya yang berada di depan. Cara settingnya adalah
dengan mempergunakan tools seperti impulse response.
Cara manual dan sederhana bisa dengan memastikan terlebih dahulu midbass kanan dan kiri in phase tanpa menyalakan subwoofer, selanjutnya coba putar balance ke kanan dan dengarkan dengan wajah menatap ke kaca sebelah kiri dan nyalakan subwoofer. Jadi seolah2 speaker subwoofer jadi speaker kiri dan midbass jadi speaker kanan. Suara bass seharusnya terdengar mantab. Jika tidak maka balik phase subwoofer. Bass terkuat itu yang in phase dan bass yang lemah itu yang out of phase.
Setel gain seolah2 antara subwoofer dengan midbass itu menjadi satu kesatuan (blending) jangan sampai gain subwoofer di setel berlebihan karena itu akan menghasilkan exagerrated bass yang tidak natural. Kecuali kalau preferensinya memang SPL.
Mengenai cutting frequency sudah dibahas panjang lebar oleh sohib saya Bro Masswork dalam artikel berkualitas berikut.
http://www.modifikasi.com/showthread...44#post8248444
Please enjoy your music Brother and Sister!
CMIIW
Best Regards
Wendo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Postingan Populer
-
Midbass the never ending searching for the most fundamental aspect in tonal quality. Tergelitik dengan pengalaman p...
-
Subwoofer The Speaker that Down To The Lowest Hertz! Subwoofer adalah speaker driver yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bukan ha...
-
Awalnya pada 2010, 3 tahun lalu ketika kita berpikir untuk membuat 'paket audio yang tidak sekedar paket' kita berusaha menuliska...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar