Selasa, 26 Januari 2016

Tutorial Bagaimana Mengoptimalkan Subwoofer di Mobil

Subwoofer The Speaker that Down To The Lowest Hertz!

Subwoofer adalah speaker driver yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bukan hanya low to mid bass yaitu antara 60 Hz-200Hz namun idealnya juga super low bass yaitu frekuensi rendah yang berada pada rentang antara 20Hz - 80 Hz.



Beberapa subwoofer berkualitas bahkan mampu menghasilkan nada rendah di bawah 20Hz (Frekuensi subsonic) yang tidak lagi dapat terdengar namun dapat dirasakan menggetarkan seluruh tubuh!

Instrument musik apa saja yang berada pada rentang low bass dapat dilihat pada gambar berikut:





Sebelum lebih jauh bicara tentang subwoofer maka dia harus dicocokan dahulu dengan midbassnya hal ini dapat ditemukan dalam tulisan tentang midbass ini di http://www.modifikasi.com/showthread...dbass-di-Mobil

Keselarasan antara midbass dengan subwoofer sangat penting untuk menciptakan ilusi suara bass di depan (up front bass) pada konsep SQ (Sound Quality) maupun SQL (Sound Quality Loud).

Mengapa ilusi suara di depan ini penting di dalam Sound Quality Car Audio? Hal ini menjadikan suara yang terdengar menjadi lebih natural sebagaimana kalau kita menonton di panggung konser. Perkecualian bisa saja terjadi jika kita menganut konsep SPL atau Car Theater.

Pada konsep SPL dimana yang dicari adalah suara bass terkencang maka tidak diperlukan ilusi suara bass di depan, kalaupun itu secara sengaja/tidak disengaja terjadi maka dapat dianggap sebagai suatu bonus yang menguntungkan.

Pada konsep Car Theater yang dibutuhkan adalah akurasi bass dimana dentuman bom, ledakan granat, hantaman mobil, sambaran halilintar bisa muncul dari berbagai arah yaitu dari depan, dari belakang dari kiri dan dari kanan. Untuk itu diperlukan driver identik dan kapable untuk menghasilkan low bass secara merata (Jika kita berupaya untuk memenuhi Standard THX misalnya)

Ada beberapa hal perlu diperhatikan untuk menghasilkan suara bass berkualitas. Untuk itu penulis mengelompokan sebagai berikut:

1. Car Room Acoustic Response
2. Kualitas Driver Subwoofer
3. Jenis Box Subwoofer
4. Power Rating
5. Keselarasan Phase, Gain dan Cutting Crossover

1. Car Room Acoustic Response dan Faktor Peredaman

Lingkungan di dalam interior mobil merupakan salah satu contoh lingkungan akustik terburuk yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. efek Pantulan (Reflective), sebaran (dispersive), serapan (absorbtive), terjadi karena pantulan pada kaca, sebaran pada dashboard dan serapan pada jok mobil. Disempurnakan dengan getaran panel pintu (rattle) dan dengungan mesin (hum) dan kebisingan lalulintas (noise).

Untuk mendapatkan suara yang berkualitas maka kita harus memperhatikan terlebih dahulu akustik dari ruangan tempat speaker diletakkan ingat rumus ini

Good Room Acoustic + Good Sound System = Good Sound

Good Room Acoustic + Bad Sound System = Moderate to Bad Sound

Bad Room Acoustic + Good Sound System = Bad Sound

Contoh lainnya speaker Highend yang ditaruh di kamar mandi. Suara akan bergaung dan bergema tidak karuan yang menyebabkan nada terdengar aneh dan tidak natural lagi.

Nah dalam kasus subwoofer adalah pada mobil yang tidak bagus secara akustik maka dia harus diberikan treatment dengan cara memasang peredam getaran (biasanya berbahan aspal), peredam suara (biasanya berbahan acoustic wool) dan peredam panas (biasanya berbahan alumunium foil).

Jika memungkinkan bisa saja lebih ekstrim lagi yaitu memasang diffuser, reflector atau bass trap (namun hal ini biasanya sulit dilakukan di kendaraan sehari-hari/daily use).

Mengapa demikian?

Subwoofer sendiri sebenarnya menghasilkan nada rendah yang sifatnya omnidirectional namun pada praktiknya ketika panel pintu beresonansi maka suara bass akan terlokalisasi di panel tersebut dan mengakibatkan efek suara bass yang teridentifikasi berasal dari belakang misalnya.

Karena itu dengan membenahi faktor peredaman ini maka pada saat bass bergetar mengikuti nada dan irama maka panel body dan kaca tidak ikut berderak yang mengakibatkan suara bass menjadi berkurang kualitasnya.

Di samping itu arah dari subwoofer sebaiknya dieksperimenkan sebelum final installation dilakukan karena hal ini akan membantu ilusi bass di depan secara optimal.

2. Kualitas Driver Subwoofer


Subwoofer berkualitas harus sesuai dengan peruntukannya contoh ada subwoofer 5 inch, 6 inch, 7 inch, 8 inch, 10 inch, 12, inch, 15 inch, 18 inch (bahkan ada yang lebih yang tentu saja tidak sesuai untuk penggunaan sehari2). Yang paling populer adalah ukuran 8 sampai 12 inch. Mengapa demikian? Karena dianggap cukup mumpuni menghasilkan bass yang sangat rendah namun tetap praktis. O iya sebagai catatan driver 8 yang menghasilkan suara 30 Hz dan driver 12 yang menghasilkan suara 30 Hz dengan intensitas sama-sama 100 db akan menghasilkan nada rendah yang sama yaitu dia akan bergetar 30 kali per detik. Bedanya yang 8 inch sudah megap-megap koilnya sedangkan yang 12 masih aman karena memang dengan koil dan motor serta magnet yang lebih kuat.

Jadi sesuaikan dengan peruntukannya! Beberapa merk subwoofer berkualitas dapat ditemui pada jajaran driver berikut (termasuk namun tidak terbatas kepada): JL Audio, Velodyne, Dynaudio, Treo, Fabulous Acoustic (Skaaning), Morel Ultimo, Scanspeak, Seas, Phase Aliante, B&W, Focal, MTX, Kicker Solobaric, Digital Design, Rockford Fosgate, Focal, Cerwin Vega, JBL, M&K, DLS, a/d/s dll

Lihat artikelnya juga di http://caraudiomag.com/articles/ten-most-badass-subwoofers



Perhatikan juga Parameter setting seperti Frekuensi response, frekuensi resonance (fs), sensitivity, power ratingnya serta ukuran boxnya

Contohnya Subwoofer B&W yang memiliki frekuensi response 15-80 Hz dengan fs 10 Hz ini dan sensitivity 95 db/1m dan xMax 12mm, Vas 30l maka dia akan bersuara rendah dan dalam dengan power yang kecil saja serta boks berukuran normal



3. Jenis Box Subwoofer


Rancangan box suatu speaker akan menentukan hasil akhirnya, beberapa installer mempergunakan software seperti LMS, TrueBox dll untuk membantu mencocokan parameter speaker dengan box idealnya.

Ini bagian yang cukup penting mengingat jenis box atau enclosure ada beberapa jenis sebagai berikut

3.1 Sealed enclosure (kotak tertutup)

Merupakan kotak paling populer karena gampang dibuat dan tidak terlalu fatal kalau ada kesalahan pengukuran. Untuk hasil maksimal sebaiknya di dalamnya diisi dengan peredam seperti glasswool atau dacron untuk mendapat response suara yang diinginkan. Disebut juga sebagai Acosutic Suspension Box karena mempergunakan udara di dalam kotak yang berfungsi sebagai suspensi bagi speaker tersebut



Keunggulan : mudah dibuat, praktis, bersuara terkontrol (tight) dan seringkali memiliki respon yang ideal
Kelemahan : kurang efisien dibanding ported, kurang mentereng

3.2 Ported Enclosure/Vented Enclosure

Merupakan kotak kedua paling populer, secara umum dia membutuhkan volume lebih luas daripada sealed. Prinsipnya memanfaatkan backwave dari driver untuk dituning pada portednya sehingga output dari frontwave dan backwave akan saling memperkuat. Efeknya gebukan bass yang kuat dan mantab.



Keunggulan : Efisien, Suara lebih keras, cocok untuk SPL
Kelemahan : Kontrolnya tidak sebaik sealed terutama pada frekuensi di bawah frekuensi tuningnya.

3.3 Infinite Baffle Enclosure

Prinsipnya adalah menempatkan speaker pada bidang yang lebar seperti bagasi.



Ini untuk kepraktisan bagi mereka yang tidak mau membuat khusus box speaker.karena speaker hanya diletakan pada bidang tertentu misalnya bagasi. Contohnya seri JL Audio Infinite Baffle, MTX, JBL dll.

Keunggulan : Praktis tidak butuh custom box
Kelemahan : Poor Frequency Response

3.4 Bandpass Enclosure

Ini adalah gabungan keunggulan antara sealed dengan ported dengan meloloskan hanya range frekuensi tertentu saja misalnya 30-60 Hz

Keunggulan : Bersuara dalam dan bersih serta optimal pada range frekuensi bandpassnya
Kelemahan : Besar, rumit dalam pembuatannya dan gampang jebol karena speaker difilter sedemikian rupa sehingga suara sember seringkali tertutupi



3.5 Transmission Line Enclosure

Merupakan boks terbaik untuk suara bass sekaligus paling rumit dan paling besar dan menggabungkan kerumitan perhitungan bandpass dengan semua box lainnya.

Keunggulan : Bass paling dalam dan berkualitas
Kelemahan : Besar sekali boxnya (tidak praktis) dan sedikit kesalahan perhitungan dan suara akan lebih hancur daripada box lainnya. Perlu driver khusus dan mahal seperti Lowther, Fostex, Visaton dll

Catatan penulis sendiri sedang melakukan experiment khusus tentang transmission line di mobil yang mungkin akan ditulis pada artikel berbeda.









4. Power rating

Seringkali penulis menerima pertanyaan apakah power A cocok dengan speaker B dan sebaliknya. Sebenarnya intinya adalah sesuaikan dengan parameter dari pabrikannya contohnya subwoofer yang dirancang untuk menerima daya nominal 150 watt rata-rata 300 watt dan maksimum 500 watt pada 4 ohm akan aman diberikan daya sebesar 500 watt RMS.

Perhatikan juga impedansi amplifier dan konfigurasi subwoofer apakah seri, pararel atau konvensional. Salah dalam mengumpan daya ke subwoofer akan berakibat subwoofer dan atau amplifier hangus terbakar. jadi hati2 dalam hal ini, keselamatan adalah hal yang utama.

Beberapa power monoblock kelas D dan AB bertugas dengan baik untuk mengangkat subwoofer. Beberapa power yang bagus untuk mengangkat Subwoofer dari pengalaman penulis misalnya Rockford Fosgate, Brax, Genesis, Kicker, Orion, US Amps, Zapco, Arc Audio, DLS, JL Audio, Soundstream, MTX, Earthquake, Linear Power dll



Jangan lupa kabel power dan Speaker serta RCA harus memenuhi standard industri, khusus mengenai kabel power dan speaker untuk subwoofer pakai ukuran AWG terbesar yang mampu diberikan. Mengingat daya sound system terbesar berada di sini.

5. Keselarasan Phase, Gain dan Cutting Crossover

Subwoofer harus selaras phasenya dengan midbass dan speaker lainnya yang berada di depan. Cara settingnya adalah dengan mempergunakan tools seperti impulse response.

Cara manual dan sederhana bisa dengan memastikan terlebih dahulu midbass kanan dan kiri in phase tanpa menyalakan subwoofer, selanjutnya coba putar balance ke kanan dan dengarkan dengan wajah menatap ke kaca sebelah kiri dan nyalakan subwoofer. Jadi seolah2 speaker subwoofer jadi speaker kiri dan midbass jadi speaker kanan. Suara bass seharusnya terdengar mantab. Jika tidak maka balik phase subwoofer. Bass terkuat itu yang in phase dan bass yang lemah itu yang out of phase.

Setel gain seolah2 antara subwoofer dengan midbass itu menjadi satu kesatuan (blending) jangan sampai gain subwoofer di setel berlebihan karena itu akan menghasilkan exagerrated bass yang tidak natural. Kecuali kalau preferensinya memang SPL.

Mengenai cutting frequency sudah dibahas panjang lebar oleh sohib saya Bro Masswork dalam artikel berkualitas berikut.

http://www.modifikasi.com/showthread...44#post8248444

Please enjoy your music Brother and Sister!

CMIIW

Best Regards

Wendo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer