Mengenal Lebih Dekat Perangkat Subwoofer
Pengeras suara dalam sistem tata suara kabin mobil, seluruhnya bergantung pada kinerja komponen speaker. Tidak terkecuali subwoofer yang memiliki fungsi yang sama seperti pengeras suara di level mid-high, yang bertugas menyuplai nada di frekuensi rendah, dari 20-60 Hz. Dan memang idealnya, untuk menghasilkan kekuatan yang baik terhadap suara bass, perlu diimbangi dengan pemilihan tahanan yang akan disertakan.
SINGLE dan DOUBLE VOICE COIL
Subwoofer itu sendiri sebetulnya terbagi menjadi 2 tipe, yakni single voice coil (SVC) dan double/dual voice coil (DVC). Keduanya sama-sama memiliki diameter lingkar konus yang hampir serupa, mulai 8 inci, 10 inci dan 12 inci.
Namun yang menjadi pembeda antara tipe SVC dengan DVC, berada pada kemampuan power handling yang menyertai kedua model subwoofer tersebut. Misalkan peruntukannya sekadar untuk harian, cukup menggunakan subwoofer SVC dengan kemampuan menyuplai power rata-rata (RMS) 300 watt.
Pada settingan SQ (Sound Quality) murni, umumnya menggunakan subwoofer SVC dengan daya 400 watt RMS. Buat SQL (Sound Quality Loud) kerap mengandalkan DVC berdaya 500-600 watt RMS.
Sementara pada sistem SPL (Sound Pressure Loud), idealnya mengandalkan subwoofer DVC bermagnet tebal dengan power handling di atas 600 watt RMS.
Artikel Komponen Audio Mobil | Mengenal Subwoofer Pada Mobil
Intinya dalam pemakaian tipe single atau double voice coil, mesti menyesuaikan dengan kebutuhan serta peruntukannya. Sebab jika salah menggunakan komponen, dampaknya bisa fatal seperti power amplifier sering jebol karena tidak sanggup menyuplai tegangan ke subwoofer.
Disamping itu, cermati juga berapa besar tahanan yang menyertai subwoofer. Sebab semakin besar angka tahanannya (Ohm), otomatis watt-nya juga lebih kecil.
Apabila power handling (Watt-RMS) pada subwoofer semakin kecil, kemampuan menciptakan efek menghentak ketika suara bass diperkeras oleh bagian woofer-nya tidak begitu terasa di telinga. Kondisi inilah yang sering dikeluhkan para pemain audio, dengan mengistilahkan efek low tak begitu jelas alias masih samar terdengar.
Karet surround memengaruhi kemampuan naik-turun konus secara maksimal yang akan berpengaruh pada efek entakan suara bass
Sebetulnya mengakali supaya power handling subwoofer tetap mumpuni bahkan lebih bertenaga dari kemampuan aslinya, dapat terapkan trik yang kerap dilakoni instalatur car audio.
Contoh, subwoofer yang digunakan tipe dual voice coil, mempunyai spesifikasi 500 Watt RMS dengan tahanan 4 Ohm. Supaya dapat menghasilkan power handling suara bass yang lebih besar, dapat memparalel kedua terminal voice coil, dengan menghubungkan kutub positif dengan positif maupun negatif ke negatif.
Hasilnya, kemampuan daya yang sebelumnya 500 watt RMS, menjadi bertambah dua kali lipat menjadi 1.000 watt RMS. Hal ini lantaran tahanannya telah diperkecil mejadi 2 Ohm, karena efek paralel pada kedua terminal voice coil-nya tadi.
Apabila power handling subwoofer telah didongkrak seperti itu, otomatis butuh power amplifier yang mempunyai kemampuan suplai tegangan mencukupi.
Karena jika tidak diimbangi dengan pemakaian power amplifier yang mumpuni, dikhawatirkan akan menjadikan suara bass tak optimal. Bahkan bisa merusak power amplifier yang digunakan, apabila kemampuan suplai daya listriknya lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh subwoofer yang digunakan.
dipersilakan kalau ada yg mau menambahkan, indahnya berbagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar